Jumat 22 Aug 2014 13:47 WIB

Makna Holistis Silaturahim: Bersilaturahim dengan Benda Mati (2-habis)

Rasulullah telah mencontohkan silaturahmi dan menjalin hubungan keakraban dengan lingkungan sekitarnya.
Foto: ANTARA/Reno Esnir/ca
Rasulullah telah mencontohkan silaturahmi dan menjalin hubungan keakraban dengan lingkungan sekitarnya.

Oleh: Nasaruddin Umar

Hadis lain menceritakan suatu ketika Rasulullah menerima pemberian mimbar dari seorang ibu yang terbuat dari kayu untuk menggantikan mimbar tua dari batang kurma.

Ketika mimbar itu dibongkar pada Jumat, tiba-tiba batang kurma itu menangis seperti bayi. Rasulullah menjelaskan, “Batang pohon ini merasa sedih setelah akan ditinggalkan."

Dalam Riwayat lain, Rasulullah turun dari mimbar dan mengajak berdialog bekas mimbar itu: “Sekarang kamu boleh memilih antara ditanam di tempatmu semula, kamu dapat tumbuh berkembang seperti sebelumnya, atau ditanam di surga, kamu bisa meresap sungai-sungai dan mata air di sana, lalu kamu akan tumbuh dengan baik dan buah-buahmu akan dipetik para kekasih Allah. Apa pilihanmu, akan aku laksanakan."

Batang kurma itu memilih untuk ditanam di surga. Seusai shalat Jumat, salah seorang sahabat memboyong bekas mimbar itu ke rumahnya dengan alasan ini bukan mimbar biasa, mimbar bisa bicara dan akan menjadi penghuni surga.

   

Hadis lain Rasulullah SAW mencontohkan memberi nama cangkir, sisir, cermin, dan pedangnya. Ini semua menunjukkan bahwa benda mati tetap memiliki nilai di hadapan Allah SWT.

Tidak ada satupun makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan sia-sia. Sebagaimana ditegaskan di dalam Alquran, “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" (QS Ali Imran [3]:191).

Cara kita bersilaturahim dengan benda mati ialah dengan cara tidak melakukan perusakan dan penghancuran. Lingkungan alam yang sehat akan berperan penting juga untuk menyehatkan lingkungan kamanusiaan kita.

Sebaliknya, jika berperilaku tidak bersahabat terhadapnya mereka pun tidak menampilkan persahabatan dengan kita. Penelitian Dr Isaru Imoto tentang respons air terhadap perilaku manusia sudah lebih dari cukup membuktikan hal ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement